Pada kesempatan kali ini admin akan menjelaskan Cara menginstall atau memasang Debian 9. Untuk media instalasi saya menggunakan software virtualisasi bernama Virtualbox.
Debian terkenal akan sistem manajemen APT, repository dengan jumlah paket yang banyak, kebijakan paket yang ketat, dan kualitas rilis yang terjaga. Dengan praktik ini, memungkinkan debian untuk merilis antar versi yang sederhana, begitupun dengan penghapusan paket yang teratur.
Distro linux yang satu ini bisa dibilang sangat banyak memberi kontribusi dalam dunia Linux. Contohnya debian ini banyak dipakai basenya untuk membuat distro Linux baru, seperti Ubuntu, Linux Mint, dan lainnya. Bahkan base nya juga dipakai untuk software virtualisasi seperti Proxmox.
Untuk pengelompokan versi debian terbagi menjadi 3 jenis, yaitu versi stable, testing, dan unstable. Versi stable berarti sudah siap digunakan untuk keperluan standar OS lainnya dan bug yang ditemukan pun hampir tidak ada, sedangkan versi testing berarti versi tersebut masih dalam tahap pengetesan baik oleh developer ataupun orang yang ikut berkontribusi, dan versi unstable berarti versi tersebut masih dalam tahap pengembangan oleh developer Debian. Untuk mengetahui perilisan debian secara Real Time kalian bisa membuka link ini.
Saat post ini ditulis, versi stable keluaran debian masih versi 9 dengan codename stretch. Sedangkan untuk testing, sudah versi 10 dengan codename buster. JIka kalian ingin mencoba Debian Buster, bisa mengunjungi link official debian ini.
Admin disini akan menggunakan debian versi 9 dengan codename stretch, Berikut adalah tahap instalasi nya,
Admin akan menginstall Debian dengan kondisi sebagai berikut :
Admin akan menginstall Debian dengan kondisi sebagai berikut :
- Partisi Manual
- Partisi /home akan diberikan size sebesar 100GB
- Sedangkan partisi /root diberikan size sebanyak sisa yang sudah dibuat
Masukkan cd serta atur boot nya menjadi pertama pada bios (jika menggunakan real device), Maka akan booting dengan tampilan awal seperti ini
Saya memilih Instalasi dengan tampilan CLI karena petunjuk instalasinya yang lebih sederhana dibandingkan dengan Graphical install. Klik [Enter] untuk melanjutkan dan [Arrow Keys] untuk memilih
Selanjutnya adalah tahap pemilihan bahasa, saya memilih bahasa inggris karena memang sudah familiar dengan OS berbahasa Inggris, alasan lainnya ialah terjemahan bahasa indonesia pada Debian ini tidak lengkap, otomatis akan ada beberapa kata bahasa inggris yang digunakan dalam bahasa indonesia, Klik [Enter] untuk melanjutkan
Pemilihan lokasi, pada dialog ini defaultnya Indonesia tidak berada dalam list, Maka dari itu pilih Other => Asia => dan Indonesia, [Enter] untuk memilih dan melanjutkan
Tadi kita memilih bahasa Inggris dan lokasi Indonesia, ada saat dimana paket yang diunduh tidak cocok dengan pilihan lokasi serta bahasa kita, oleh karena itu debian membuat pilihan bahasa serta lokasi yang cocok dengan daftar paket milik debian, Maka dari itu muncullah dialog seperti ini, Saya menyarankan untuk memilih en_US.UTF-8. Masih bingung? Silahkan baca dokumentasi debian ini
Lanjut, Pilihan untuk keymap terhadap keyboard yang kita gunakan, Umumnya kita menggunakan keyboard English standar Internasional QWERTY, Oleh karena itu pada dialog ini pilih Keymap American English, kecuali jika memang yakin keyboard yang anda gunakan bukan itu semisal keyboard arab silahkan untuk memilih sesuai dengan tata letak keyboard. Ingin mengetahui tata letak keyboard anda? Silahkan buka link ini
Pilih dengan key [Enter]
Selanjutnya, dialog untuk pengisian hostname, Hostname ialah salah satu identitas suatu komputer yang digunakan untuk berhubungan dengan komputer lainnya, baik melalui wireless, bluetooth, maupun jaringan lainnya. Simplenya hostname ini merupakan nama komputer, isi dengan aturan "satu kata" dengan arti tidak boleh ada spasi, klik [Enter] pada kolom <Continue> untuk melanjutkan
Domain name, ialah hostname yang memiliki aturan spesifik, seperti TLD dan lainnya. Domain ini biasa digunakan untuk konfigurasi web server atau mail server.
Tentunya pada tutorial kali ini saya belum membuat domain server apalagi menyewa domain, oleh karena itu pada kolom ini saya kosongkan, [Enter] pada <Continue> untuk melanjutkan
Berikut, ialah dialog untuk mengatur password root. Apa itu akun root? Root adalah super akun yang dapat mengedit file system, dalam OS Linux sudah pasti harus memiliki akun Super untuk memanage file system. Oleh karena itu jika kita mengosongkan password pada akun root, yang akan bertindak sebagai super akun tetaplah root namun kita tidak akan bisa login dengan akun root. Kita hanya dapat meminjam hak akses milik root dengan akun biasa milik user menggunakan command sudo
Masukkan kembali password yang sudah diatur sebelumnya untuk verifikasi
Selanjutnya ialah Dialog untuk mengatur nama untuk user baru, isi dengan nama kalian.
Jika tadi mengatur nama, maka yang sekarang ialah mengatur username, Username ini akan digunakan untuk form login Debian yang terdapat form password
Masukkan password untuk user baru
Masukkan kembali password yang sudah diatur untuk verifikasi
Selanjutnya mengatur zona waktu, disini saya berada pada zona waktu WIB maka dari itu saya memilih Western (Barat), buat kalian yang list zona waktunya tidak sama dengan yang ada di Indonesia, pastikan kalian sudah mengatur lokasinya ke Indonesia pada dialog sebelumnya.
Bisa dilihat Disk saya dengan ukuran 225GB belum memiliki partisi apapun bahkan partisi kosong, untuk menambahkan klik [Enter] pada Disk yang ingin ditambahkan partisinya.
Akan ada dialog untuk konfirmasi mengenai penambahan partisi, pilih <Yes> dengan [Enter] untuk melanjutkan
Bisa dilihat partisi sudah terbuat namun belum dikhususkan untuk system Linux seperti root, home dan lainnya. Untuk itu klik pada partisi yang sudah terbuat untuk membuat partisi baru yang dikhususkan system linux.
Lalu [Enter] pada Create a new partition untuk membuat partisi baru
Partisi Swap
Swap ialah partisi khusus yang ditujukan untuk membantu penggunaan RAM, sebanyak apapun kalian menambahkan ukuran swap, itu tidak terlalu berpengaruh terhadap banyaknya aplikasi yang dapat kalian jalankan. Karena pada dasarnya swap dibuat diatas Disk yang mana kecepatannya jauh berbeda dengan RAM, untuk itulah swap digunakan untuk membantu dan bukan untuk menambah RAM.
Untuk rekomendasi ukuran Swap sebenarnya tergantung dengan penggunaan, banyak ram, serta seagresif apa kita menggunakan software dengan pemakaian ram yang tergolong banyak. Rekomendasi populer yang bertebaran ialah ukuran swap itu sama dengan ukuran ram, hal itu berlaku untuk ram dibawah 2GB. Sedangkan diatas 2GB formula ukuran swap ialah "ukuran RAM + 2GB", Tapi itu semua bergantung kembali kepada penggunaan kita terhadap software yang dipakai, Untuk ram debian ini saya set dengan 1GB maka dari itu saya membuat swapnya menjadi 1GB.
Saya mengisinya dengan 1024MB agar lebih akurat dibandingkan dengan 1GB, jika sudah [Enter] untuk melanjutkan
Pada tipe partisi pilih logical
Dan pada lokasi untuk pembuatan partisi baru pilih pada Beginning
Tekan [Enter] pada kolom use as, dan pilih swap area, Untuk melanjutkan tekan [Enter] pada Done setting up the partition
Partisi Boot
Partisi boot berguna untuk tempat kernel. Untuk size nya tidak perlu terlalu besar, antara 250MB ~ 1GB.
Disini saya mengisinya dengan ukuran 1GB
Tipe logical
Pilih ext4 untuk file systemnya, dan pada Mount point ganti dengan /boot
Partisi Home
Partisi home berguna untuk meletakkan data data kita, seperti partisi D pada Windows. Partisi home ini bersifat opsional artinya jika tidak membuat partisi home, maka file yang berada di direktori /home akan disimpan pada partisi Root.
Saya buat partisi home dengan ukuran 100GB
Dengan tipe logical
Jangan lupa untuk merubah mount point menjadi /home
Partisi Root
Partisi root merupakan partisi yang wajib ada didalam linux, partisi ini berisi file system Linux, data sementara, file command, dan lainnya. Seperti kondisi yang sudah saya sebutkan, partisi linux ini akan saya isi dengan sebanyak sisa partisi yang belum dibuat.
Untuk itu pada kolom size, isi saja dengan nilai max.
Dan pada tipe partisi pilih Primary
Pada mount point pilih root (/)
Baik, semuanya sudah diatur, pastikan kembali pemartisiannya sudah benar atau belum. Jika dirasa sudah benar, maka lanjutkan dengan [Enter] pada Finish partitioning and write canges to disk.
Akan ada dialog untuk konfirmasi mengenai perubahan terhadap storage yang sudah kita buat, [Enter] pada pilihan <Yes> untuk konfirmasi.
Selanjutnya ada pilihan untuk memasukkan CD lain, karena CD Debian itu biasanya terbagi menjadi 3, setiap CD memiliki isi paket/aplikasi yang berbeda beda. Karena disini saya tidak mempunyai kedua CD sisanya, maka saya [Enter] pada pilihan <No>.
Akan ada pilihan apakah kita ingin menggunakan Mirror Network, itu adalah Mirror repository terhadap paket/aplikasi yang dapat didownload dari berbagai wilayah, alasan dibuat disetiap wilayah ialah agar bandwidth yang didapat dapat dioptimalkan di wilayah tertentu. Pada tahap ini, debian tidak saya sambungkan ke Internet, artinya debian tidak akan bisa mencari Server yang menyediakan Repository di wilayah terdekat. Maka dari itu saya [Enter] pada <No>.
Berikutnya, ada pertanyaan apakah kita ingin mengikuti survey terhadap paket/aplikasi apa yang sering digunakanan. Tujuannya agar paket tersebut ditempatkan di CD pertama oleh developer, karena CD pertama merupakan CD yang berisi Instalasi dan beberapa paket, CD sisanya hanya berisi paket paket dan tidak ada Instalasi. Saya disini memilih untuk tidak mengikuti survey, alasannya sih klasik supaya ga ngabisin kuota internet, secara data kan akan dikirim anonymous oleh sistem, ya walaupun kecil sih paling ga nyampe 1MB hehe.
Lanjut, ada pilihan terhadap software yang akan di pasang selama proses instalasi OS, jika kalian ingin menggunakan Desktop Environment (Tampilan Desktop) maka ceklis salah satu satu diantara sekian pilihan (Debian desktop environment sampai LXDE), dan saya ingin menggunakan SSH server agar setelah instalasi saya hanya perlu konfigurasi IP dan langsung remote SSH, Untuk menceklis klik [Space], untuk melanjutkan tekan [Tab] lalu [Enter] pada <Continue>.
Terakhir, akan ada pilihan apakah GRUB boot loader ingin di pasang. Boot Loader ialah program kecil yang dipasang pada master boot record, karena pada saat awal booting, BIOS mengecek terlebih dahulu dimana boot loader berada, lalu boot loader lah yang mengeksekusi jalannya OS. Dengan kata lain, keberadaan boot loader ini wajib ada entah itu bootloader dari windows ataupun dari linux seperti GRUB, Kalian tahu kan tampilan dual boot itu seperti apa, nah pada saat tampilan dual boot itulah yang namanya program boot loader. Karena disini boot loader belum terpasang contohnya seperti boot loader milik windows, maka saya memilih untuk memasang GRUB boot loader, klik [Enter] pada [Yes]
Untuk lokasi pemasangnnya, pilih path storage kalian. Pada kasus ini lokasi path saya berada di /dev/sda, Tekan [Enter] untuk melanjutkan
Oke, instalasi sudah selesai, akhiri dengan menekan [Enter] pada <Continue>, dan sistem akan reboot otomatis.
Penutup
Sekian ilmu yang dapat saya bagikan, semoga pembaca paham mengenai apa yang saya bagikan. Jika terdapat masalah, bisa kalian tanyakan pada kolom komentar. Nanti kita diskusikan :D
Terima Kasih.. Dan sampai jumpa di lain post..!
Saya memilih Instalasi dengan tampilan CLI karena petunjuk instalasinya yang lebih sederhana dibandingkan dengan Graphical install. Klik [Enter] untuk melanjutkan dan [Arrow Keys] untuk memilih
Selanjutnya adalah tahap pemilihan bahasa, saya memilih bahasa inggris karena memang sudah familiar dengan OS berbahasa Inggris, alasan lainnya ialah terjemahan bahasa indonesia pada Debian ini tidak lengkap, otomatis akan ada beberapa kata bahasa inggris yang digunakan dalam bahasa indonesia, Klik [Enter] untuk melanjutkan
Pemilihan lokasi, pada dialog ini defaultnya Indonesia tidak berada dalam list, Maka dari itu pilih Other => Asia => dan Indonesia, [Enter] untuk memilih dan melanjutkan
Tadi kita memilih bahasa Inggris dan lokasi Indonesia, ada saat dimana paket yang diunduh tidak cocok dengan pilihan lokasi serta bahasa kita, oleh karena itu debian membuat pilihan bahasa serta lokasi yang cocok dengan daftar paket milik debian, Maka dari itu muncullah dialog seperti ini, Saya menyarankan untuk memilih en_US.UTF-8. Masih bingung? Silahkan baca dokumentasi debian ini
Lanjut, Pilihan untuk keymap terhadap keyboard yang kita gunakan, Umumnya kita menggunakan keyboard English standar Internasional QWERTY, Oleh karena itu pada dialog ini pilih Keymap American English, kecuali jika memang yakin keyboard yang anda gunakan bukan itu semisal keyboard arab silahkan untuk memilih sesuai dengan tata letak keyboard. Ingin mengetahui tata letak keyboard anda? Silahkan buka link ini
Pilih dengan key [Enter]
Selanjutnya, dialog untuk pengisian hostname, Hostname ialah salah satu identitas suatu komputer yang digunakan untuk berhubungan dengan komputer lainnya, baik melalui wireless, bluetooth, maupun jaringan lainnya. Simplenya hostname ini merupakan nama komputer, isi dengan aturan "satu kata" dengan arti tidak boleh ada spasi, klik [Enter] pada kolom <Continue> untuk melanjutkan
Domain name, ialah hostname yang memiliki aturan spesifik, seperti TLD dan lainnya. Domain ini biasa digunakan untuk konfigurasi web server atau mail server.
Tentunya pada tutorial kali ini saya belum membuat domain server apalagi menyewa domain, oleh karena itu pada kolom ini saya kosongkan, [Enter] pada <Continue> untuk melanjutkan
Berikut, ialah dialog untuk mengatur password root. Apa itu akun root? Root adalah super akun yang dapat mengedit file system, dalam OS Linux sudah pasti harus memiliki akun Super untuk memanage file system. Oleh karena itu jika kita mengosongkan password pada akun root, yang akan bertindak sebagai super akun tetaplah root namun kita tidak akan bisa login dengan akun root. Kita hanya dapat meminjam hak akses milik root dengan akun biasa milik user menggunakan command sudo
Masukkan kembali password yang sudah diatur sebelumnya untuk verifikasi
Selanjutnya ialah Dialog untuk mengatur nama untuk user baru, isi dengan nama kalian.
Jika tadi mengatur nama, maka yang sekarang ialah mengatur username, Username ini akan digunakan untuk form login Debian yang terdapat form password
Masukkan password untuk user baru
Masukkan kembali password yang sudah diatur untuk verifikasi
Selanjutnya mengatur zona waktu, disini saya berada pada zona waktu WIB maka dari itu saya memilih Western (Barat), buat kalian yang list zona waktunya tidak sama dengan yang ada di Indonesia, pastikan kalian sudah mengatur lokasinya ke Indonesia pada dialog sebelumnya.
Partisi
Karena sesuai dengan kondisi diatas yakni pemartisian manual, oleh karena itu saya memilih metode partisi Manual. Klik [Enter] untuk melanjutkanBisa dilihat Disk saya dengan ukuran 225GB belum memiliki partisi apapun bahkan partisi kosong, untuk menambahkan klik [Enter] pada Disk yang ingin ditambahkan partisinya.
Akan ada dialog untuk konfirmasi mengenai penambahan partisi, pilih <Yes> dengan [Enter] untuk melanjutkan
Bisa dilihat partisi sudah terbuat namun belum dikhususkan untuk system Linux seperti root, home dan lainnya. Untuk itu klik pada partisi yang sudah terbuat untuk membuat partisi baru yang dikhususkan system linux.
Lalu [Enter] pada Create a new partition untuk membuat partisi baru
Partisi Swap
Swap ialah partisi khusus yang ditujukan untuk membantu penggunaan RAM, sebanyak apapun kalian menambahkan ukuran swap, itu tidak terlalu berpengaruh terhadap banyaknya aplikasi yang dapat kalian jalankan. Karena pada dasarnya swap dibuat diatas Disk yang mana kecepatannya jauh berbeda dengan RAM, untuk itulah swap digunakan untuk membantu dan bukan untuk menambah RAM.
Untuk rekomendasi ukuran Swap sebenarnya tergantung dengan penggunaan, banyak ram, serta seagresif apa kita menggunakan software dengan pemakaian ram yang tergolong banyak. Rekomendasi populer yang bertebaran ialah ukuran swap itu sama dengan ukuran ram, hal itu berlaku untuk ram dibawah 2GB. Sedangkan diatas 2GB formula ukuran swap ialah "ukuran RAM + 2GB", Tapi itu semua bergantung kembali kepada penggunaan kita terhadap software yang dipakai, Untuk ram debian ini saya set dengan 1GB maka dari itu saya membuat swapnya menjadi 1GB.
Saya mengisinya dengan 1024MB agar lebih akurat dibandingkan dengan 1GB, jika sudah [Enter] untuk melanjutkan
Pada tipe partisi pilih logical
Dan pada lokasi untuk pembuatan partisi baru pilih pada Beginning
Tekan [Enter] pada kolom use as, dan pilih swap area, Untuk melanjutkan tekan [Enter] pada Done setting up the partition
Partisi Boot
Partisi boot berguna untuk tempat kernel. Untuk size nya tidak perlu terlalu besar, antara 250MB ~ 1GB.
Disini saya mengisinya dengan ukuran 1GB
Tipe logical
Pilih ext4 untuk file systemnya, dan pada Mount point ganti dengan /boot
Partisi Home
Partisi home berguna untuk meletakkan data data kita, seperti partisi D pada Windows. Partisi home ini bersifat opsional artinya jika tidak membuat partisi home, maka file yang berada di direktori /home akan disimpan pada partisi Root.
Saya buat partisi home dengan ukuran 100GB
Dengan tipe logical
Jangan lupa untuk merubah mount point menjadi /home
Partisi Root
Partisi root merupakan partisi yang wajib ada didalam linux, partisi ini berisi file system Linux, data sementara, file command, dan lainnya. Seperti kondisi yang sudah saya sebutkan, partisi linux ini akan saya isi dengan sebanyak sisa partisi yang belum dibuat.
Untuk itu pada kolom size, isi saja dengan nilai max.
Dan pada tipe partisi pilih Primary
Pada mount point pilih root (/)
Baik, semuanya sudah diatur, pastikan kembali pemartisiannya sudah benar atau belum. Jika dirasa sudah benar, maka lanjutkan dengan [Enter] pada Finish partitioning and write canges to disk.
Akan ada dialog untuk konfirmasi mengenai perubahan terhadap storage yang sudah kita buat, [Enter] pada pilihan <Yes> untuk konfirmasi.
Selanjutnya ada pilihan untuk memasukkan CD lain, karena CD Debian itu biasanya terbagi menjadi 3, setiap CD memiliki isi paket/aplikasi yang berbeda beda. Karena disini saya tidak mempunyai kedua CD sisanya, maka saya [Enter] pada pilihan <No>.
Akan ada pilihan apakah kita ingin menggunakan Mirror Network, itu adalah Mirror repository terhadap paket/aplikasi yang dapat didownload dari berbagai wilayah, alasan dibuat disetiap wilayah ialah agar bandwidth yang didapat dapat dioptimalkan di wilayah tertentu. Pada tahap ini, debian tidak saya sambungkan ke Internet, artinya debian tidak akan bisa mencari Server yang menyediakan Repository di wilayah terdekat. Maka dari itu saya [Enter] pada <No>.
Berikutnya, ada pertanyaan apakah kita ingin mengikuti survey terhadap paket/aplikasi apa yang sering digunakanan. Tujuannya agar paket tersebut ditempatkan di CD pertama oleh developer, karena CD pertama merupakan CD yang berisi Instalasi dan beberapa paket, CD sisanya hanya berisi paket paket dan tidak ada Instalasi. Saya disini memilih untuk tidak mengikuti survey, alasannya sih klasik supaya ga ngabisin kuota internet, secara data kan akan dikirim anonymous oleh sistem, ya walaupun kecil sih paling ga nyampe 1MB hehe.
Lanjut, ada pilihan terhadap software yang akan di pasang selama proses instalasi OS, jika kalian ingin menggunakan Desktop Environment (Tampilan Desktop) maka ceklis salah satu satu diantara sekian pilihan (Debian desktop environment sampai LXDE), dan saya ingin menggunakan SSH server agar setelah instalasi saya hanya perlu konfigurasi IP dan langsung remote SSH, Untuk menceklis klik [Space], untuk melanjutkan tekan [Tab] lalu [Enter] pada <Continue>.
Terakhir, akan ada pilihan apakah GRUB boot loader ingin di pasang. Boot Loader ialah program kecil yang dipasang pada master boot record, karena pada saat awal booting, BIOS mengecek terlebih dahulu dimana boot loader berada, lalu boot loader lah yang mengeksekusi jalannya OS. Dengan kata lain, keberadaan boot loader ini wajib ada entah itu bootloader dari windows ataupun dari linux seperti GRUB, Kalian tahu kan tampilan dual boot itu seperti apa, nah pada saat tampilan dual boot itulah yang namanya program boot loader. Karena disini boot loader belum terpasang contohnya seperti boot loader milik windows, maka saya memilih untuk memasang GRUB boot loader, klik [Enter] pada [Yes]
Untuk lokasi pemasangnnya, pilih path storage kalian. Pada kasus ini lokasi path saya berada di /dev/sda, Tekan [Enter] untuk melanjutkan
Oke, instalasi sudah selesai, akhiri dengan menekan [Enter] pada <Continue>, dan sistem akan reboot otomatis.
Penutup
Sekian ilmu yang dapat saya bagikan, semoga pembaca paham mengenai apa yang saya bagikan. Jika terdapat masalah, bisa kalian tanyakan pada kolom komentar. Nanti kita diskusikan :D
Terima Kasih.. Dan sampai jumpa di lain post..!